Friday, May 27, 2016

Analisis Usulan Investasi



BAB I
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir Indonesia merupakan negara yang menjadi tujuan investasi dunia. Dalam perkembangannya Indonesia merupakan kekuatan ekonomi di dunia yang selalu mencetak pertumbuhan ekonomi yang begitu besar. Banyak pengusaha dari luar negeri yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia, dari berbagai sektor yang di Indonesia banyak yang berminat. Ini yang membuat perekonomian Indonesia semakin maju dan bergairah sehingga menjadi perhatian dunia. Banyak gebrakan-gebrakan yang di lakukan Indonesia seperti menjadi tuan rumah konfrensi tingkat tinggi di bidang ekonomi.
Dengan tingginya alur investasi dari asing tentu pengusaha asal Indonesia tak mau kalah untuk menanamkan modalnya, apalagi di negeri sendiri tentu bisa bersaing dengan pengusaha yang berasal dari luar negeri.
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen juga memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi yang akan di pilihnya. Informasi akuntan di masukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi yang terbaik diantara alternatif investasi yang tersedia.
Beberapa kriteria penilaian investasi bisa di gunakan untuk mengevaluasi aliran kas. Kriteria penilaian investasi mencakup beberapa teknik seperti accounting rate of return, payback period, internal rate of return, net present value, dan profitability index.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Investasi
Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Di lihat dari jangka investasi waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Sedangkan dilihat dari segi aktivanya, investasi dibedakan ke dalam investasi pada aktiva rill dan investasi pada aktiva non-rill (aktiva finansial). Investasi pada aktiva rill misalnya investasi dalam tanah, gedung, mesin, dan peralatan-peralatan. Adapun invesatsi investasi pada aktiva non-rill misalnya investasi berjangka panjang untuk aktiva rill.

B.     Menaksir aliran kas
1.      Beberapa Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas
Dalam analisis keputusan investasi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan:
a.       Menaksir aliran kas dari investasi berikut.
b.      Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang.
c.    Mengevaluasi investasi tersebut dengan kriteria investasi seperti pay-back period, NPV, dan IRR.
d.      Mengambil keputusan, apakah investasi diterima atau tidak.

Dalam menaksir aliran kas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan:
a.      Aliran Kas Versus Keuntungan Investasi
Fokus dari manajemen keuangan dan analisis investasi adalah kas, bukannya keuntungan investasi. Keuntunga investasi tidak selalu berarti aliran kas. sebagai contoh penjualan sebagian barangkali merupakan kredit, sehingga belum ada kas yang masuk. Item biaya tertentu seperti depresiasi, juga tidak melibatkan kas. dalam perhitungan depresiasi, tidak ada aliran kas yang berpindah tangan. Contoh perhitungan ini menunjukkan perbedaan antara aliran kas dengan keuntungan akuntansi.

Perbandingan Basis Cash Flow dengan Laporan Laba-Rugi Akuntasi

Laporan Laba-Rugi
Kas Masuk/Keluar
Penjualan
Rp.150.000,00
Rp.150.000,00
Biaya tunai (kas) Rp.70.000,00
Rp.120.000,00
(Rp.70.000,00)
Depresiasi Rp.50.000,00
-
Laba sebelum pajak
Rp.30.000,00

Pajak (40%)
Rp.12.000,00
Rp.12.000,00
Laba setelah pajak
Rp.18.000,00
Rp.68.000,00

Aliran kas = Laba setelah pajak + depresiasi
=18.000 + 50.000
=68.000
Cara yang langsung bisa di lakukan dengan mengidentifikasi item-item mana yang termasuk kas masuk dan mana yang termasuk kas keluar. Sebagai contoh, jika penjualan dilakukan dengan kredit, maka sebagaian penjualan akan menjadi kas pada bulan ini (atau tahun ini), sebagaian lagi akanmenjadi kas pada bulan (tahun) depan.

b.      Incremental cash Flow
Aliran kas yang akan kita perhitungkan adalah aliran kas yang muncul karena keputusan menjalankan investasi yang sedang di pertimbangkan. Aliran kas yang tidak relevan tidak akan masukn dalam analisis. Aliran kas yang relevan tersebut sering diberi nama sebagai incremental cash flow. Contoh aliran kas yang tidak relevan adalah sunk cost. Sunk cost adalah biaya yang sudah tertanam, dan sudah hilang. Contoh sunk cost adalah biaya fesibility study (studi kelayakan), biaya riset pemasaran.
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah item lain yang perlu di perhatikan. Sebagi contoh, jika suatu usulan investasi dilakukan, investasi tersebut akan menggunakan gudang. Gudang tersebut sebenarnya tidak bisa disewakan, dengan demikian biaya sewa yang hilang tersebut harus dimasukkan sebagai elemen biaya.
c.       Fokus pada Keputusan Investasi
Dalam analisis investasi, fokus kita adalah ada pada aliran kas yang di hasilkan melalui keputusan investasi. Aliran kas hasil dari keputusan pendanaan harus di hilakna dari analisis. Alasan lainnya adalah keputusan pendanaan masuk ke dalam perhitungan tingkat discount rate yang di pakai (WACC atau weighted average cost of capital). Jika bunga juga dimasukkan ke dalam perhitungan aliran kas (sebagai pengurang aliran masuk), maka akan terjadi proses double counting. Perhitungan aliran kas yang mengeluarkan efek bunga (pendanaan) adalah:
Aliran kas = Laba bersih + Depresiasi + {(1-tingkat pajak) x bunga}

2.      Jenis-Jenis Aliran Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan dimensi waktu, aliran kas bisa digolongkan ke dalam tiga jenis:
a.        Kas Awal (Initial Cash Flow)
Aliran kas awal terjadi pada awal kegiatan investasi. Biasanya diasumsikan terjadi sebelum investasi di lakukan dan aliran kas tersebut merupakan aliran kas keluar. Tanpa modal kerja, kegiatan investasi tidak akan berjalan. Investasi menyediakan pabriknya (aktiva tetap), sementara modal kerja (piutang, persediaan) dibutuhkan agar pabrik bisa berjalan.

b.      Aliran Kas Operasional (Operational Cash flow)
Jika aktiva tetap sudah berdiri,investasi mulai menghasilkan aliran kas masuk (missal penjualan). Aliran kas operasional biasanya merupakan aliran kas masuk, yang diperoleh setelah perusahaan beroperasi. Biaya yang dikeluarkan misal biaya promosi dan biaya operasional lainnya, jumlah lebih kecil di banding kas masuk.
c.       Aliran Kas Terminal (Terminal Cash Flow)
Aliran kas terminal terjadi pada akhir proyek investasi. Terdapat dua item yang akan terjadi pada akhir proyek:
1.      Penjualan nilai residu aktiva tetap.
2.      Modal kerja kembali.

    C.    Kriteria Penilaian Investasi
1.      Payback Period
Payback period ingin melihat berapa lama investasi bisa kembali. Semakin pendek jangka waktu kembalinya investasi, semakin baik suatu investasi. Kelemahan dari motode payback period adalah tidan memperhitungkan nilai waktu uang serta tidak memperhitungkan aliran kas sesudah periode payback.
2.      Discounted Payback Period
Motode ini berusaha menghilangkan kelemahan payback period yang tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
3.      Accounting Rate of Return (ARR)
Metode ARR menggunakan keuntungan sesudah pajak, dibagi dengan rata-rata nilai buku investasi selama usia investasi. ARR mempunyai kelemahan yang mencolok seperti payback period yaitu ARR menggunakan input yang salah dan tidak memperhitungkan nilai yang berbeda.
4.      Net Present Value
Adalah present value aliran kas masuk dikurangi dengan present value aliran kas masuk. Keputusan investasi adalah sebagai berikut:
NPV > 0 usulan investasi diterima dan NPV < 0 usulan investasi ditolak
5.      Internal Rate of Return (IRR)
Adalah tingkat diskonto (discount rate) yang menyamakan present value aliran kas masuk dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi adalah sebagai berikut ini :

IRR > tinggat keuntungan yang disyartakan ►usulan investasi diterima
IRR < tinggat keuntungan yang disyartakan ►usulan investasi ditolak
6.      Kaitan antara NPV dan IRR
Adalah discount rate yang membuat NPV = 0.
7.      Profitability Index
Adalah present value aliran kas masuk dibagi dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi adalah sebagai berikut :
PI > usulan investasi diterima dan PI < usulan investasi ditolak
8.      Perbandingan Motode NPV, IRR, dan PI
a.       Metode NPV dengan IRR
Untuk membandingkan keduanya, membedakan usulan investasi menjadi dua jenis: mutually exclusive (saling menghilangkan) dan independent (bebas). Jika terjadi konflik antara IRR dengan NPV beberapa hal yang bisa dilakukan:
1.      Menggunakan NPV. Penggunaan NPV lebih kuat dibandingkan dengan metode lainnya.
2.      Menghitung NPV untuk aliran kas tambahan.
3.      Menghitung IRR untuk aliran kas tambahan.
b.      Metode NPV dengan PI
Jika proyek yang di analisis bersifat independen, maka keputusan NPV dan PI akan konsisten satu sama lain. Dalam hal ini, proyek dengan NPV yang positif juga mempunyai PI yang lebih dari satu. Masalah yang timbul untuk PI adalah untuk usulan investasi yang mutually exclusive.
9.      MIRR (Modified Internal Rate of Return)
Meskipun NPV lebih baik dibandingkan dengan IRR, tetapi IRR lebih banyak dan lebih mudah digunakan. Metode MIRR dibuat untuk menghilangkan kelemahan IRR, sementara angka MIRR yang dihasilkan akan mirip dengan IRR.

D.    Kriteria Investasi dalam Praktek
Menyimpulkan bahwa NPV, IRR, dan PI merupakan metode terbaik. Ketiganya memperhatikan aliran kas, memperhatikan nilai waktu uang dan semua aliran kas diperhitungkan. Pada kondisi normal ketiga metode tersebut akan menghasilkan kesimpulan yang konsisten satu sama lain. Jika terjadi konflik, NPV yang biasaya dipakai  investasi alternative lain akan menggunakan IRR atau IP untuk aliran kas tambahan atau MIRR.

E.     Isu Lanjutan (Analisis Resiko Investasi)
1.      Analisis Sensitivitas
Analisis NPV banyak membahas resiko usulan investasi. Salah satu kecenderungan analisis NPV adalah diperolehnya usulan investasi yang mempunyai nilai NPV yang positif. Usulan investasi yang masuk ke bagian kredit perbankan, pasti akan menyajikan angka NPV yang positif, mungkin karena memang positif atau memeng di buat positif. Dengan kata lain ada kecenderungan over-estimate dalam analisis NPV, sehingga menghasilkan false sense of security (kesimpulan bahwa usulan investasi pasti aman, dan menghasilkan NPV positif,meskipun belum tentu demikian).
2.      Analisis Skenario
Selain menggunakan analisis sensitivitas, manajer keuangan juga bisa melakukan analisis scenario. Pada analisis skenario, manajer keuangan mengidentifikasi skenario tertentu, kemudian menghitung NPV berdasarkan skenerio tersebut. Berbeda de ngan analisis sensitivitas, dimana hanya satu variabel berubah, dan mengansumsikan variabel lain konstan, pada analisis skenario, variabel-variabel bisa berubah secara bersamaan untuk setiap skenarionya.
3.      Analisis Simulasi
Simulasi memperhalus analisis sensitivitas lebih lanjut. Dalam analisis simulasi, manajer keuangan mengubah-ubah vbariabel yang relevan, kemudian melihat efeknya terhadap NPV.
4.      Analisis Break-Even (Pulang Pokok)
a.       Analisis Break-Even Akuntansi
Analisis Break-Even bisa digunakan untuk melihat beberapa besar penjualan minimal agar bisa menutup biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Analisis Break-Even bisa dituliskan sebagai berikut:
Titik BE=

b.      Analisis Break Even Present Value Aliran Kas
Analisis break even ini tidak memperhitungkan present value aliran kas. manajemen keuangan mempunyai fokus pada aliran kas, bukannya laba akuntansi. Metode alternative dalam perhitungan break-even dengan present value aliran kas adalah dengan menggunakan EAC.
EAC = Investasi awal / PVIFA(r%,T)

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada musim investasi seperti ini perlu ada pertimbangan dalam usulan investasi, dalam hal ini perlu memperhatikan metode-metode yang telah ada agar bisa bersaing dengan investor yang lain, ketatnya persaingan dalam pasar modal perlu di siasati para investor yang ingin berinvestasi. NPV, IRR, dan PI merupakan metode terbaik. Ketiganya memperhatikan aliran kas, memperhatikan nilai waktu uang dan semua aliran kas diperhitungkan. Pada kondisi normal ketiga metode tersebut akan menghasilkan kesimpulan yang konsisten satu sama lain. Jika terjadi konflik, NPV yang biasaya dipakai  investasi alternative lain akan menggunakan IRR atau IP untuk aliran kas tambahan atau MIRR. Dengan mengedepankan metode-metode yang ada  para investor bisa mendapatkan keuntungan yang pasti di harapkan para investor dalam menenamkan modalnya.

LAMPIRAN
Menjawab pertanyaan
1.      Keputusan pendanaan masuk kedalam perhitumgan tingkat discount rate yang di pakai dengan WACC. Jika biaya bunga di masukkan kedalam perhitungan aliran kas maka terjadi proses double counting. Kas masuk dikurangi biaya bunga, kas masuk didiskon tokan dengan WACC yang memasukkan keputusan pendanaan. Efek keputusan pendanaan hanya akan terlihat ditingkat diskonto, bukan perhitungan aliran kasnya.

Misalkan laporan laba-rugi menunjukkan angka-angka sebagai berikut ini.

Perbandingan basis cash flow dan laporan laba-rugi akuntansi dengan memasukkan bunga (keputusan pendanaan)

Laporan laba-rugi
Kas masuk/keluar
Penjualan
Rp 150.000,00
Rp 150.000,00
Biaya tunai (kas) Rp 70.000,00
(Rp 70.000,00)
Depresiasi Rp 50.000,00
-
Bunga Rp 20.000,00
Rp 140.000,00
-
Laba sebelum pajak
Rp 10.000,00

Pajak (40%)
Rp 4.000,00
Penyesuaian pajak

(Rp 4.000,00)
(0,4 x Rp 20.000,00)
(Rp 8.000,00)
Laba setelah pajak
Rp 6.000,00
Rp 68.000,00
Sebagai contoh:
Penjualan sama-sama Rp 150.000,00 satu-satunya perbedaan adalah laporan di atas memasukkan bunga. Aliran kas yang diakibatkan oleh keputusan pendanaan harus di keluarkan. Kolom paling kanan penunjukkan kas yang paling relevan. Perlakuan bunga membutuhkan perhatian tersendiri, karena bunga bisa dipakai sebagaipengurang pajak. Karena ini penyesuaiannya menggunakan (1-pajak) x bunga. Perhitungan aliran kas yeng mengeluarkan efek bunga (pendanaan) adalah:
Aliran Kas = laba bersih + depresiasi + {(1-tingkat pajak) x bunga}
= 6.000 + 50.000 +{(1-0.4) x 20.000}
= 68.000

2.      Perbandingan NPV dengan WACC
NPV (net present value) adalah present value aliran kas masuk dikurangi present value aliran kas keluar. Sedangkan adalam WACC kasa masuk dikurangi biaya bunga, sementara kas masuk didiskon tokan dengan WACC yang memasukkan keputusan pendanaan. Dengan kata lain Efek keputusan pendanaan hanya akan terlihat ditingkat diskonto, bukan perhitungan aliran kasnya.
Menurut saya lebih baik sebagai alat penilaian investasi memakai NPV karena memfokuskan pada aliran kas, memperhatikan nilai uang, menggunakan semua aliran kas yang ada.
3.      Makna beta unlevered adalah suatu jenis metrik yang membandingkan resiko unlevered perusahaan .Beta perusahaan tanpa utang apapun.
Manfaat beta unlevered:
a.       Memberikan ukuran seberapa banyak resiko sistematis ekuitas yang dimiliki perusahaan saat dibandingkan dengan pasar.
b.      Menghilangkan efek menguntungkan yang diperoleh dari menambahkan utang terhadap struktur modal perusahaan.

c.       Membandingkan beta unlevered perusahaan dan memberikan ide kepada investor yang lebih baik tentang seberapa banyak resiko ketika membeli perusahaan.

Artikel Terkait

Analisis Usulan Investasi
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email