BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir Indonesia merupakan
negara yang menjadi tujuan investasi dunia. Dalam perkembangannya Indonesia
merupakan kekuatan ekonomi di dunia yang selalu mencetak pertumbuhan ekonomi
yang begitu besar. Banyak pengusaha dari luar negeri yang berminat menanamkan
modalnya di Indonesia, dari berbagai sektor yang di Indonesia banyak yang
berminat. Ini yang membuat perekonomian Indonesia semakin maju dan bergairah
sehingga menjadi perhatian dunia. Banyak gebrakan-gebrakan yang di lakukan
Indonesia seperti menjadi tuan rumah konfrensi tingkat tinggi di bidang
ekonomi.
Dengan tingginya alur investasi dari asing tentu
pengusaha asal Indonesia tak mau kalah untuk menanamkan modalnya, apalagi di
negeri sendiri tentu bisa bersaing dengan pengusaha yang berasal dari luar
negeri.
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen juga
memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk
menentukan pilihan investasi yang akan di pilihnya. Informasi akuntan di
masukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian
investasi untuk
memungkinkan manajemen memilih investasi yang terbaik diantara alternatif
investasi yang tersedia.
Beberapa
kriteria penilaian investasi bisa di gunakan untuk mengevaluasi aliran kas.
Kriteria penilaian investasi mencakup beberapa teknik seperti accounting rate of return, payback period,
internal rate of return, net present value, dan profitability index.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Investasi
Investasi merupakan penanaman dana
yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan
harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Di lihat dari jangka
investasi waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka
pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Sedangkan
dilihat dari segi aktivanya, investasi dibedakan ke dalam investasi pada aktiva
rill dan investasi pada aktiva non-rill (aktiva finansial). Investasi pada
aktiva rill misalnya investasi dalam tanah, gedung, mesin, dan
peralatan-peralatan. Adapun invesatsi investasi pada aktiva non-rill misalnya
investasi berjangka panjang untuk aktiva rill.
B.
Menaksir
aliran kas
1.
Beberapa
Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas
Dalam
analisis keputusan investasi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan:
a. Menaksir
aliran kas dari investasi berikut.
b. Menghitung
biaya modal rata-rata tertimbang.
c. Mengevaluasi
investasi tersebut dengan kriteria investasi seperti pay-back period, NPV, dan IRR.
d. Mengambil
keputusan, apakah investasi diterima atau tidak.
Dalam menaksir aliran
kas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan:
a.
Aliran
Kas Versus Keuntungan Investasi
Fokus
dari manajemen keuangan dan analisis investasi adalah kas, bukannya keuntungan investasi.
Keuntunga investasi tidak selalu berarti aliran kas. sebagai contoh penjualan
sebagian barangkali merupakan kredit, sehingga belum ada kas yang masuk. Item
biaya tertentu seperti depresiasi, juga tidak melibatkan kas. dalam perhitungan
depresiasi, tidak ada aliran kas yang berpindah tangan. Contoh perhitungan ini
menunjukkan perbedaan antara aliran kas dengan keuntungan akuntansi.
Perbandingan Basis Cash Flow dengan
Laporan Laba-Rugi Akuntasi
|
Laporan Laba-Rugi
|
Kas Masuk/Keluar
|
Penjualan
|
Rp.150.000,00
|
Rp.150.000,00
|
Biaya
tunai (kas) Rp.70.000,00
|
Rp.120.000,00
|
(Rp.70.000,00)
|
Depresiasi
Rp.50.000,00
|
-
|
Laba
sebelum pajak
|
Rp.30.000,00
|
|
Pajak
(40%)
|
Rp.12.000,00
|
Rp.12.000,00
|
Laba
setelah pajak
|
Rp.18.000,00
|
Rp.68.000,00
|
Aliran kas = Laba setelah
pajak + depresiasi
=18.000 + 50.000
=68.000
Cara yang langsung bisa
di lakukan dengan mengidentifikasi item-item mana yang termasuk kas masuk dan
mana yang termasuk kas keluar. Sebagai contoh, jika penjualan dilakukan dengan
kredit, maka sebagaian penjualan akan menjadi kas pada bulan ini (atau tahun
ini), sebagaian lagi akanmenjadi kas pada bulan (tahun) depan.
b. Incremental
cash Flow
Aliran
kas yang akan kita perhitungkan adalah aliran kas yang muncul karena keputusan
menjalankan investasi yang sedang di pertimbangkan. Aliran kas yang tidak
relevan tidak akan masukn dalam analisis. Aliran kas yang relevan tersebut
sering diberi nama sebagai incremental
cash flow. Contoh aliran kas yang tidak relevan adalah sunk cost. Sunk cost adalah biaya yang sudah tertanam, dan sudah
hilang. Contoh sunk cost adalah biaya
fesibility study (studi kelayakan),
biaya riset pemasaran.
Biaya
kesempatan (opportunity cost) adalah item lain yang perlu di perhatikan. Sebagi
contoh, jika suatu usulan investasi dilakukan, investasi tersebut akan
menggunakan gudang. Gudang tersebut sebenarnya tidak bisa disewakan, dengan
demikian biaya sewa yang hilang tersebut harus dimasukkan sebagai elemen biaya.
c.
Fokus
pada Keputusan Investasi
Dalam
analisis investasi, fokus kita adalah ada pada aliran kas yang di hasilkan
melalui keputusan investasi. Aliran kas hasil dari keputusan pendanaan harus di
hilakna dari analisis. Alasan lainnya adalah keputusan pendanaan masuk ke dalam
perhitungan tingkat discount rate
yang di pakai (WACC atau weighted average
cost of capital). Jika bunga juga dimasukkan ke dalam perhitungan aliran
kas (sebagai pengurang aliran masuk), maka akan terjadi proses double counting. Perhitungan aliran kas
yang mengeluarkan efek bunga (pendanaan) adalah:
Aliran kas = Laba
bersih + Depresiasi + {(1-tingkat pajak) x bunga}
2.
Jenis-Jenis
Aliran Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan
dimensi waktu, aliran kas bisa digolongkan ke dalam tiga jenis:
a. Kas Awal (Initial
Cash Flow)
Aliran
kas awal terjadi pada awal kegiatan investasi. Biasanya diasumsikan terjadi
sebelum investasi di lakukan dan aliran kas tersebut merupakan aliran kas
keluar. Tanpa modal kerja, kegiatan investasi tidak akan berjalan. Investasi
menyediakan pabriknya (aktiva tetap), sementara modal kerja (piutang,
persediaan) dibutuhkan agar pabrik bisa berjalan.
b. Aliran
Kas Operasional (Operational Cash flow)
Jika
aktiva tetap sudah berdiri,investasi mulai menghasilkan aliran kas masuk
(missal penjualan). Aliran kas operasional biasanya merupakan aliran kas masuk,
yang diperoleh setelah perusahaan beroperasi. Biaya yang dikeluarkan misal
biaya promosi dan biaya operasional lainnya, jumlah lebih kecil di banding kas
masuk.
c. Aliran
Kas Terminal (Terminal Cash Flow)
Aliran
kas terminal terjadi pada akhir proyek investasi. Terdapat dua item yang akan
terjadi pada akhir proyek:
1. Penjualan
nilai residu aktiva tetap.
2. Modal
kerja kembali.
C.
Kriteria
Penilaian Investasi
1.
Payback
Period
Payback
period ingin melihat berapa lama investasi bisa kembali. Semakin pendek jangka
waktu kembalinya investasi, semakin baik suatu investasi. Kelemahan dari motode
payback period adalah tidan
memperhitungkan nilai waktu uang serta tidak memperhitungkan aliran kas sesudah
periode payback.
2.
Discounted
Payback Period
Motode
ini berusaha menghilangkan kelemahan payback
period yang tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
3. Accounting Rate
of Return (ARR)
Metode
ARR menggunakan keuntungan sesudah pajak, dibagi dengan rata-rata nilai buku
investasi selama usia investasi. ARR mempunyai kelemahan yang mencolok seperti payback period yaitu ARR menggunakan
input yang salah dan tidak memperhitungkan nilai yang berbeda.
4.
Net
Present Value
Adalah
present value aliran kas masuk
dikurangi dengan present value aliran
kas masuk. Keputusan investasi adalah sebagai berikut:
NPV > 0 usulan investasi diterima dan
NPV < 0 usulan investasi ditolak
5. Internal Rate of
Return (IRR)
Adalah
tingkat diskonto (discount rate) yang
menyamakan present value aliran kas masuk dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi adalah sebagai
berikut ini :
IRR > tinggat keuntungan yang
disyartakan ►usulan investasi diterima
IRR < tinggat keuntungan yang
disyartakan ►usulan investasi ditolak
6. Kaitan
antara NPV dan IRR
Adalah discount rate yang membuat NPV = 0.
7.
Profitability
Index
Adalah
present value aliran kas masuk dibagi
dengan present value aliran kas
keluar. Keputusan investasi adalah sebagai berikut :
PI > usulan investasi diterima dan PI
< usulan investasi ditolak
8. Perbandingan
Motode NPV, IRR, dan PI
a. Metode
NPV dengan IRR
Untuk
membandingkan keduanya, membedakan usulan investasi menjadi dua jenis: mutually exclusive (saling
menghilangkan) dan independent
(bebas). Jika terjadi konflik antara IRR dengan NPV beberapa hal yang bisa
dilakukan:
1. Menggunakan
NPV. Penggunaan NPV lebih kuat dibandingkan dengan metode lainnya.
2. Menghitung
NPV untuk aliran kas tambahan.
3. Menghitung
IRR untuk aliran kas tambahan.
b. Metode
NPV dengan PI
Jika
proyek yang di analisis bersifat independen, maka keputusan NPV dan PI akan
konsisten satu sama lain. Dalam hal ini, proyek dengan NPV yang positif juga
mempunyai PI yang lebih dari satu. Masalah yang timbul untuk PI adalah untuk
usulan investasi yang mutually exclusive.
9. MIRR
(Modified Internal Rate of Return)
Meskipun
NPV lebih baik dibandingkan dengan IRR, tetapi IRR lebih banyak dan lebih mudah
digunakan. Metode MIRR dibuat untuk menghilangkan kelemahan IRR, sementara
angka MIRR yang dihasilkan akan mirip dengan IRR.
D.
Kriteria
Investasi dalam Praktek
Menyimpulkan
bahwa NPV, IRR, dan PI merupakan metode terbaik. Ketiganya memperhatikan aliran
kas, memperhatikan nilai waktu uang dan semua aliran kas diperhitungkan. Pada
kondisi normal ketiga metode tersebut akan menghasilkan kesimpulan yang
konsisten satu sama lain. Jika terjadi konflik, NPV yang biasaya dipakai investasi alternative lain akan menggunakan
IRR atau IP untuk aliran kas tambahan atau MIRR.
E.
Isu
Lanjutan (Analisis Resiko Investasi)
1. Analisis
Sensitivitas
Analisis
NPV banyak membahas resiko usulan investasi. Salah satu kecenderungan analisis
NPV adalah diperolehnya usulan investasi yang mempunyai nilai NPV yang positif.
Usulan investasi yang masuk ke bagian kredit perbankan, pasti akan menyajikan
angka NPV yang positif, mungkin karena memang positif atau memeng di buat
positif. Dengan kata lain ada kecenderungan over-estimate dalam analisis NPV,
sehingga menghasilkan false sense of
security (kesimpulan bahwa usulan investasi pasti aman, dan menghasilkan
NPV positif,meskipun belum tentu demikian).
2. Analisis
Skenario
Selain
menggunakan analisis sensitivitas, manajer keuangan juga bisa melakukan
analisis scenario. Pada analisis skenario, manajer keuangan mengidentifikasi
skenario tertentu, kemudian menghitung NPV berdasarkan skenerio tersebut.
Berbeda de ngan analisis sensitivitas, dimana hanya satu variabel berubah, dan
mengansumsikan variabel lain konstan, pada analisis skenario, variabel-variabel
bisa berubah secara bersamaan untuk setiap skenarionya.
3. Analisis
Simulasi
Simulasi
memperhalus analisis sensitivitas lebih lanjut. Dalam analisis simulasi,
manajer keuangan mengubah-ubah vbariabel yang relevan, kemudian melihat efeknya
terhadap NPV.
4. Analisis
Break-Even (Pulang Pokok)
a. Analisis
Break-Even Akuntansi
Analisis
Break-Even bisa digunakan untuk
melihat beberapa besar penjualan minimal agar bisa menutup biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan. Analisis Break-Even
bisa dituliskan sebagai berikut:
Titik BE=
b. Analisis
Break Even Present Value Aliran Kas
Analisis break even ini tidak
memperhitungkan present value aliran kas. manajemen keuangan mempunyai fokus
pada aliran kas, bukannya laba akuntansi. Metode alternative dalam perhitungan
break-even dengan present value aliran kas adalah dengan menggunakan EAC.
EAC
= Investasi awal / PVIFA(r%,T)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada musim
investasi seperti ini perlu ada pertimbangan dalam usulan investasi, dalam hal
ini perlu memperhatikan metode-metode yang telah ada agar bisa bersaing dengan
investor yang lain, ketatnya persaingan dalam pasar modal perlu di siasati para
investor yang ingin berinvestasi. NPV, IRR, dan PI merupakan metode terbaik.
Ketiganya memperhatikan aliran kas, memperhatikan nilai waktu uang dan semua
aliran kas diperhitungkan. Pada kondisi normal ketiga metode tersebut akan
menghasilkan kesimpulan yang konsisten satu sama lain. Jika terjadi konflik,
NPV yang biasaya dipakai investasi
alternative lain akan menggunakan IRR atau IP untuk aliran kas tambahan atau
MIRR. Dengan mengedepankan metode-metode yang ada para investor bisa mendapatkan keuntungan
yang pasti di harapkan para investor dalam menenamkan modalnya.
LAMPIRAN
Menjawab
pertanyaan
1. Keputusan
pendanaan masuk kedalam perhitumgan tingkat discount
rate yang di pakai dengan WACC. Jika biaya bunga di masukkan kedalam
perhitungan aliran kas maka terjadi proses double
counting. Kas masuk dikurangi biaya bunga, kas masuk didiskon tokan dengan
WACC yang memasukkan keputusan pendanaan. Efek keputusan pendanaan hanya akan
terlihat ditingkat diskonto, bukan perhitungan aliran kasnya.
Misalkan
laporan laba-rugi menunjukkan angka-angka sebagai berikut ini.
Perbandingan
basis cash flow dan laporan laba-rugi akuntansi dengan memasukkan bunga
(keputusan pendanaan)
|
Laporan
laba-rugi
|
Kas masuk/keluar
|
Penjualan
|
Rp
150.000,00
|
Rp 150.000,00
|
Biaya tunai (kas)
Rp 70.000,00
|
(Rp 70.000,00)
|
Depresiasi Rp
50.000,00
|
-
|
Bunga Rp
20.000,00
|
Rp
140.000,00
|
-
|
Laba sebelum
pajak
|
Rp
10.000,00
|
|
Pajak (40%)
|
Rp
4.000,00
|
Penyesuaian pajak
|
|
(Rp 4.000,00)
|
(0,4 x Rp
20.000,00)
|
(Rp 8.000,00)
|
Laba setelah
pajak
|
Rp
6.000,00
|
Rp 68.000,00
|
Sebagai
contoh:
Penjualan
sama-sama Rp 150.000,00 satu-satunya perbedaan adalah laporan di atas
memasukkan bunga. Aliran kas yang diakibatkan oleh keputusan pendanaan harus di
keluarkan. Kolom paling kanan penunjukkan kas yang paling relevan. Perlakuan
bunga membutuhkan perhatian tersendiri, karena bunga bisa dipakai
sebagaipengurang pajak. Karena ini penyesuaiannya menggunakan (1-pajak) x
bunga. Perhitungan aliran kas yeng mengeluarkan efek bunga (pendanaan) adalah:
Aliran Kas = laba bersih + depresiasi + {(1-tingkat
pajak) x bunga}
= 6.000 + 50.000 +{(1-0.4) x 20.000}
= 68.000
2. Perbandingan
NPV dengan WACC
NPV
(net present value) adalah present value aliran kas masuk dikurangi present
value aliran kas keluar. Sedangkan adalam WACC kasa masuk dikurangi biaya
bunga, sementara kas masuk didiskon tokan dengan WACC yang memasukkan keputusan
pendanaan. Dengan kata lain Efek keputusan pendanaan hanya akan terlihat
ditingkat diskonto, bukan perhitungan aliran kasnya.
Menurut
saya lebih baik sebagai alat penilaian investasi memakai NPV karena memfokuskan
pada aliran kas, memperhatikan nilai uang, menggunakan semua aliran kas yang
ada.
3. Makna beta
unlevered adalah suatu jenis metrik yang membandingkan resiko
unlevered perusahaan .Beta perusahaan tanpa utang apapun.
Manfaat beta unlevered:
a. Memberikan
ukuran seberapa banyak resiko sistematis ekuitas yang dimiliki perusahaan saat
dibandingkan dengan pasar.
b. Menghilangkan
efek menguntungkan yang diperoleh dari menambahkan utang terhadap struktur
modal perusahaan.
c. Membandingkan
beta unlevered perusahaan dan memberikan ide kepada investor yang lebih baik
tentang seberapa banyak resiko ketika membeli perusahaan.